40 KK Terdampak banjir di Desa Sepaso Selatan, Anjar Prianto: Datangnya Begitu Cepat

Gambar ilustrasi

FORMASI Indonesia – Sekitar 40 kepala keluarga (KK) di RT 08 Desa Sepaso Selatan terdampak banjir yang terjadi secara tiba-tiba pada Rabu (7/5/2025) sore. Ketua RT 08, Anjar Prianto, menyampaikan bahwa banjir tersebut datang dengan sangat cepat tanpa diketahui sumbernya.

“Banjir itu datangnya tiba-tiba. Entah dari mana datangnya kita tidak tahu,” ujar Anjar saat ditemui di kediamannya yang tak jauh dari lokasi luapan air, Jumat (9/5/2025).

Bacaan Lainnya

Menurut Anjar, banjir mulai naik sekitar pukul 14.30 WITA dengan sangat cepat. Selepas Magrib, air sudah rata dengan jalan poros, dan setelah Isya air telah meluap menyeberangi jalan.

Diduga banjir tersebut kemungkinan disebabkan oleh aktivitas tambang di dekat pemukiman warga. “Kemungkinan karena di sebelah kami itu ada aktivitas kegiatan tambang menambang. Jadi seolah-olah kita nangkapnya itu singkat aja, simpel aja bahwa ini dampaknya dari perusahaan tambang,” terangnya.

Meski demikian, Anjar mengapresiasi respons cepat dari pihak perusahaan tambang, PT Kaltim Prima Coal (KPC), yang langsung turun ke lokasi pada Kamis (8/5/2025) dini hari sekitar pukul 01.30 WITA untuk berkoordinasi dengan warga setempat.

“Alhamdulillah waktu itu mungkin ada waktunya itu jam 1:30 dini hari pihak KPC langsung turun ke sini,” kata Anjar.

Dalam pertemuan tersebut, pihak KPC menyatakan tidak ingin saling menyalahkan dan meminta warga untuk mendata kebutuhan serta kerugian yang dialami akibat banjir. “Oke sekarang kita tidak usah cari saling menyalahkan, cari kesalahan siapa, asalnya dari mana. Untuk sementara apa yang dibutuhkan warga sini, keluhannya apa aja, kalaupun memang nanti toh ada yang dirugikan warga itu akibat dari kejadian ini, tolong didata aja,” ungkap Anjar menirukan pernyataan pihak KPC.

Saat ini, sepengetahuannya, dua posko darurat telah didirikan di lokasi terdampak. KPC juga telah menyalurkan bantuan berupa air bersih dan sembako untuk warga.

“Air bersih ya di drop. Untuk masalah kompensasi kami juga enggak tahu, yang paling jelas pokoknya datanya bawa turun saja. Nanti bisa kita bahas lagi seperti apa ke depannya,” jelas Anjar.

Terkait penyebab pasti dari banjir, Anjar mengatakan bahwa pihak perusahaan masih menganalisa sumber air yang tiba-tiba meluap tersebut. “Kalau sementara sih sebenarnya pihak perusahaan katanya sih juga masih bingung. Menganalisa sebenarnya air ini dari mana. Datangnya kok tiba-tiba,” katanya.

Anjar juga mengungkapkan bahwa warga sedang melakukan inventarisasi kerugian yang dialami, terutama kerusakan kebun. Sementara itu, belum ada permintaan khusus terkait layanan kesehatan karena kondisi masih terpantau dan belum ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Air sungai yang kini berwarna keruh coklat ke abu abuan dan diduga tercemar berdampak pada pasokan air bersih warga yang biasanya menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Anjar berharap bantuan air bersih dari KPC tidak terputus selama kondisi air sungai belum normal.

“Kami sudah mengusulkan sementara sebelum air ini dapat dimanfaatkan sama masyarakat kembali normal, kami minta sarana tangki ini jangan putus,” tegasnya.

Sementara itu, PT Kaltim Prima Coal (KPC) berkomitmen untuk bertanggung jawab atas dampak luapan air yang terjadi di kawasan Bengalon. Hal ini disampaikan oleh General Manager External Sustainable Development (ESD) KPC, Wawan Setiawan, ketika dikonfirmasi mengenai penanganan dampak banjir yang terjadi melalui sambungan telepon.

“Sejak ada pelimpasan air itu, langkah strategis KPC yang sudah dilakukan adalah memastikan kita bertanggung jawab secara kemanusiaan. Jadi kita bekerja sampai malam untuk mengidentifikasi, komunikasi terhadap masyarakat yang terkena dampak. Karena bagaimanapun mereka masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian secara kemanusiaan dan sosial,” ujar Wawan.

Wawan menjelaskan bahwa penyebab luapan air yang cukup tinggi disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi, mencapai 160 milimeter per detik. Selain itu, terdapat permasalahan teknis yang perlu diperbaiki.

“Yang tinggi itu siang pertama itu karena curah hujan itu nyampai di 160 milimeter per detik dan tinggi. Terus kemudian ada juga hal teknis yang memang kita perlu perbaiki. Ternyata curah hujan tinggi, terus kemudian secara teknis terjadi hal-hal yang kemudian air keluar dari saluran yang memang kita proyeksikan untuk mengalir air. Saat ini, tim dari KPC tengah melakukan perbaikan terhadap permasalahan teknis tersebut,”jelasnya.

KPC, lanjut Wawan, telah mengambil beberapa langkah untuk membantu warga yang terkena dampak luapan air. Bantuan tidak hanya difokuskan pada warga di kawasan Rawa Indah saja, tetapi juga hingga ke Muara Bengalon.

Saat ini, KPC terus memenuhi kebutuhan air bersih dan makanan bagi warga yang terdampak, sambil melakukan perbaikan terhadap masalah-masalah teknis di lokasi kejadian.

“Identifikasi kita tidak hanya sekitar jalan Rawa Indah, tapi juga kita identifikasi sampai ke Muara Bengalon. Tindakan kita misalnya kita membuatkan posko, posko penanganan secara sosial. Kita drop makanan, kita drop minuman dan lain-lain. Dan kita koordinasi dengan pihak kecamatan dalam hal ini camat,” kata Wawan.

Wawan juga menyebutkan bahwa pihak KPC terus berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait penanganan dampak lingkungan akibat banjir. DLH telah turun ke lokasi untuk melakukan pemantauan.

Terkait estimasi waktu hingga kondisi air kembali jernih, Wawan mengatakan perlu berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim teknis dan lingkungan.

“Untuk itu bisa kembali itu harus saya koordinasikan dulu dengan tim teknis dan enviro. Tapi tim enviro itu masih terus bekerja dengan DLH,” ujarnya.

Wawan menegaskan bahwa KPC akan bertindak secara transparan dalam menangani permasalahan ini. Dengan komitmen yang ditunjukkan oleh pihak perusahaan, diharapkan dampak banjir terhadap warga dapat segera teratasi dan kondisi lingkungan dapat kembali normal.

“KPC harus transparan juga, enggak boleh ditutup-tutupin, apalagi dengan masyarakat,” pungkasnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Plt Kadis LH Kutim Dewi saat ditemui awak media seusai rapat di Kantor Bupati Kutim menyampaikan bahwa pihaknya telah turun untuk melakukan identifikasi masalah. Namun dirinya enggan menyampaikan terkait masalah banjir yang diduga dari jebolnya tanggul milik PT. KPC.

Dirinya menyebutkan bakal menyampaikan secara jelas setelah hasil identifikasi dari Tim DLH telah diterima olehnya. Dirinya pun membantah adanya tanggul yang jebol seperti rumor yang beredar.

“Sebenarnya kami sudah melakukan identifikasi, dan sedang berjalan. Tim kami sudah di lapangan. Kami belum bisa menyampaikan apa apa, nanti kalau sudah selesai, clear sumbernya darimana nanti kita sampaikan,” tegasnya. (Q/Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *