FORMASI indonesia, MANILA – Filipina tengah menghadapi krisis besar setelah Badai Tropis Parah Kristine, yang dikenal secara internasional sebagai Trami, menghantam negara tersebut pada Rabu (23/10/2024).
Kantor Pertahanan Sipil melaporkan bahwa badai ini telah menewaskan 81 orang, sementara 20 lainnya dinyatakan hilang dan tujuh terluka. Krisis ini berdampak pada lebih dari 2,6 juta orang di berbagai wilayah.
Presiden Ferdinand Marcos Jr. pada Jumat memerintahkan mobilisasi penuh aset pemerintah, termasuk penggunaan helikopter kepresidenan, untuk mendukung operasi penyelamatan dan distribusi bantuan di daerah yang paling parah terdampak.
“Bantuan harus terus disalurkan ke garis depan tanpa henti,” tegasnya, sambil menunjuk sekretaris Kabinet untuk memimpin upaya tersebut pada Sabtu (26/10).
Menurut laporan terbaru, wilayah Bicol dan Calabarzon menjadi daerah yang paling terdampak, dengan Bicol mencatat 28 kematian dan Calabarzon 15 kematian akibat longsor dan banjir besar. Sementara itu, wilayah Batangas mencatat angka tertinggi dengan 47 korban jiwa, menjadikannya daerah dengan dampak korban terbesar dalam bencana ini.
Dalam misi penyelamatan yang dilakukan penjaga pantai, dua anak yang sebelumnya dinyatakan hilang – seorang anak berusia sembilan tahun dan bayi berusia satu bulan – berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, pencarian untuk puluhan korban yang masih hilang terus dilakukan di tengah kondisi sulit dan infrastruktur yang rusak parah.
Menurut Dewan Nasional Pengurangan Risiko dan Manajemen Bencana (NDRRMC), badai ini telah menghancurkan sejumlah infrastruktur dan merusak pemukiman warga di berbagai daerah. Daerah paling parah terdampak adalah Luzon, terutama wilayah Bicol dan Calabarzon, yang mengalami tanah longsor dan banjir hebat hingga mengisolasi beberapa komunitas.
Trami adalah badai tropis ke-11 yang melanda Filipina sepanjang tahun ini, dan dampaknya tak hanya menggugah simpati nasional namun juga internasional. Sejumlah negara ASEAN, seperti Singapura, Brunei, Malaysia, dan Indonesia, telah mengirimkan bantuan darurat untuk membantu Filipina dalam upaya pemulihan dan penyelamatan di wilayah terdampak.
Respons cepat dan dukungan dari komunitas internasional ini memberikan harapan bagi Filipina untuk bisa bangkit dari krisis yang tengah melanda.(*)