FORMASI Indonesia – Masalah kerusakan jalan di jalur provinsi yang menghubungkan Kecamatan Marang Kayu (Kutai Kartanegara) dan Teluk Pandan (Kutai Timur) terus menuai sorotan. Kendaraan berat milik perusahaan-perusahaan besar yang kerap melintas dengan muatan berlebih dituding menjadi penyebab utama kondisi jalan rusak dan rawan kecelakaan.
Tokoh masyarakat Kutai Timur, Haji Sapri, mengusulkan solusi yang dianggap paling logis dan berkelanjutan: alihkan kendaraan berat ke jalur laut.
“Kami minta Pemprov Kaltim segera mengalihkan kendaraan berat di atas 10 ton tersebut melalui jalur laut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat dan infrastruktur jalan,” ujar Haji Sapri belum lama ini.
Menurutnya, keberadaan sejumlah pelabuhan di Kutai Timur seperti di Damanka dan Batu Putih seharusnya dapat dimaksimalkan. Pelabuhan ini bisa difungsikan sebagai jalur pengangkutan alat berat sehingga tidak membebani jalan provinsi.
“Lowboy itu membahayakan pengguna jalan. Kita naik mobil di belakang tidak bisa lewat. Kalau malam lampunya menyilaukan. Jalanan pun habis diambil karena muatan alat beratnya bisa lebih lebar dari truk itu sendiri,” tegasnya.
Haji Sapri juga menekankan perlunya pengawasan dari Dinas Perhubungan, termasuk pembangunan jembatan timbang di perbatasan wilayah Kutai Timur agar muatan kendaraan bisa dikendalikan. “Kalau lewat 10 ton, jangan masuk. Suruh putar balik atau lewat laut,” katanya.
Senada dengan itu, mantan anggota DPRD Kutim, Herlang Mappatitti, mengingatkan pemerintah soal pelanggaran berat atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Menurutnya, banyak kendaraan membawa beban hingga 60 ton, sementara batas maksimal hanya 10 ton.
“Kondisi jalan kita tidak seimbang dengan beban kendaraan yang lewat. Ini membahayakan nyawa warga dan merugikan daerah,” ungkap Herlang.
Ia menilai pelabuhan milik perusahaan maupun pelabuhan swasta yang tersebar di Kutai Timur seperti Maloy, KPC, hingga Teluk Prancis sangat layak difungsikan untuk pengangkutan alat berat.
“Kutai Timur punya pantai terpanjang di Kaltim. Kalau pelabuhan ini dioptimalkan, bisa jadi solusi logistik yang ramah jalan dan bisa menambah PAD serta menyerap tenaga kerja,” katanya.(*)