FORMASI Indonesia – Menanggapi progres proyek instalasi air bersih di Telen yang belum tuntas, Direktur Utama Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB) Kutai Timur, Suparjan, menegaskan pihaknya tidak akan gegabah. Ia memastikan proses serah terima baru dilakukan jika semua aspek teknis benar-benar layak.
“Kalau belum selesai, tidak etis kalau kita berkomentar banyak. Biarkan tuntas dulu. Setelah itu akan ada uji coba, tes kelayakan, dan penilaian teknis lainnya,” ujar Suparjan saat diwawancarai awak media pada Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, serah terima proyek bukan sekadar formalitas administratif. Ada proses verifikasi teknis yang harus dilalui agar PDAM tidak menanggung dampak dari pekerjaan yang belum tuntas. Peninjauan lapangan menjadi langkah krusial dalam menentukan kelayakan operasional.
“Kalau nanti di lapangan ternyata tidak sesuai dan tidak bisa digunakan, ya kita harus bicara apa adanya. Jangan sampai saya bilang berfungsi, padahal tidak. Saya bisa celaka di kemudian hari, dan saya tidak mau itu,” ucapnya tegas.
Dalam dokumentasi terbaru, Suparjan mengungkapkan adanya genangan air di area proyek, yang menurutnya menjadi indikasi bahwa sistem drainase belum bekerja maksimal. Ia menyebut kondisi tersebut dapat berisiko terhadap peralatan dan efektivitas distribusi air bersih ke masyarakat.
“Selama pekerjaan belum rampung, pasti muncul masalah seperti genangan, apalagi saat musim hujan. Ini berisiko, termasuk bagi peralatan yang mungkin terendam,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Perumdam TTB tidak akan tergesa-gesa menerima proyek yang belum memenuhi standar. Penyerahan paksa tanpa kesiapan hanya akan menimbulkan persoalan baru di kemudian hari.
“Kalau belum layak tapi dipaksa serah terima, nanti malah jadi beban. Anggaran yang digunakan cukup besar. Pembangunan ini tujuannya memberi manfaat, bukan menambah masalah. Maka kami akan menilai secara objektif di lapangan,” pungkasnya.(One)