Saat Jurnalis Tak Hanya Menulis: Cerita AJKT di Tengah Genangan Air 

Air keruh masih menggenangi kawasan Gunung Teknik Masabang, Sangatta Selatan. Terlihat sejumlah warga duduk di depan rumah mereka yang terendam, menatap kosong ke depan. Banjir tak hanya merendam harta benda, tetapi juga menyisakan rasa putus asa.

Di tengah kesunyian yang menyelimuti kawasan itu, hadir sekelompok jurnalis dengan membawa secercah harapan. Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT), dipimpin oleh Reymond Chouda, datang bukan hanya sebagai peliput berita, tetapi juga sebagai penyambung tangan kemanusiaan.

Bacaan Lainnya

Dengan langkah hati-hati melewati genangan air, Reymond dan kawan-kawan membawa paket sembako yang siap dibagikan kepada warga yang terdampak. Bantuan itu, menurut Reymond, adalah hasil iuran dari para anggota AJKT yang tergerak melihat penderitaan sesama.

“Mungkin jumlahnya tidak banyak, tetapi ini adalah amanah dari teman-teman wartawan. Kami berharap hasil iuran ini bisa bermanfaat untuk kegiatan sosial dan kemanusiaan,” ucapnya dengan nada rendah namun penuh dengan makna, Senin (27/1/2024).

Bagi Reymond, peran jurnalis bukan hanya menyampaikan fakta melalui pemberitaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa jurnalis juga manusia. Kami tidak hanya menulis berita, tapi juga bisa hadir untuk memberi bantuan,” tambahnya.

Di salah satu sudut lokasi penyaluran, nampak seorang ibu berdiri dengan anak kecil di pelukannya. Matanya berkaca-kaca saat menerima paket sembako dari tangan Reymond. Dengan suara bergetar, ia berkata, “Terima kasih banyak.”

Momen itu menjadi gambaran dalam setiap bencana, ada wajah-wajah yang menanti uluran tangan, ada jiwa-jiwa yang mengandalkan harapan. Langkah kecil AJKT ini, meski sederhana, tetapi mampu menghangatkan hati mereka yang dipenuhi dengan kekhawatiran.(*/One)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *