FORMASI Indonesia, Jayapura – Upaya penyelundupan senjata api ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puncak Jaya berhasil digagalkan oleh Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 bersama Polda Papua. Penyelundupan ini diduga dikendalikan oleh jaringan Lerimayu Telengen.
Keberhasilan pengungkapan ini berawal dari pemantauan intensif sejak awal Maret. Informasi intelijen mengarah pada pergerakan senjata dari Jayapura ke Puncak Jaya. Hingga akhirnya, pada 6 Maret 2025, tim gabungan melakukan operasi di KM 76, Kabupaten Keerom, dan menangkap tersangka utama, Yuni Enumbi (29).
Selain Yuni, dua orang lainnya yang turut diamankan adalah Yudhi Kalalo, seorang sopir truk pengangkut barang, serta kernetnya, Matius Payokwa. Saat digeledah, petugas menemukan berbagai barang bukti yang menguatkan dugaan penyelundupan ini.
Barang bukti yang disita:
- Senjata api & amunisi
- 2 pucuk senjata laras panjang yang belum dirakit
- 4 pistol G2 Pindad
- 632 butir amunisi kaliber 5,56 mm dan 250 butir amunisi 9 mm
- 1 senapan angin dengan teleskop, peredam, dan komponen lainnya
Peralatan & barang lainnya:
- 1 air compressor, diduga digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata
- 1 unit handphone, 1 pompa angin, serta beberapa tas berisi identitas dan kartu ATM
- Peralatan bengkel seperti kunci T dan gerinda portabel
- Uang tunai Rp369,6 juta
Dalam pemeriksaan awal, Yuni Enumbi mengakui bahwa ia membeli senjata tersebut dari luar Papua seharga Rp1,3 miliar dan berencana mengirimkannya ke KKB. Sementara itu, sopir dan kernet truk yang bersamanya mengklaim tidak mengetahui isi muatan yang mereka bawa.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengatakan bahwa penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap jaringan yang lebih luas.
“Kami akan menelusuri lebih jauh sumber senjata ini dan siapa saja yang terlibat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol Dr. Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan guna mencegah penyelundupan senjata ke kelompok bersenjata di Papua.
“Kami tidak akan memberi celah bagi upaya yang bisa memperburuk situasi keamanan di Papua,” tegasnya.
Saat ini, ketiga tersangka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam jaringan ini. (*)