Upaya Bersama: Pemerintah, Pengusaha, dan Pertamina Menyelesaikan Isu Kelangkaan LPG di Kutim 

Foto: Nasir Bajuber, perwakilan dari Hiswana Migas dan Sales Branch Manager PT Pertamina Niaga Regional Kalimantan, Azri Ramadan Tambunan serta Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kutim, Zubair

FORMASI Indonesia – Persoalan terkait ketersediaan dan harga LPG 3 kilogram di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menjadi perhatian setelah kelangkaan pasokan yang terjadi beberapa waktu lalu. Hal ini menjadi topik utama dalam rapat koordinasi yang melibatkan perwakilan pemerintah, pengusaha, serta pihak Pertamina, yang digelar Kantor Disperindag Kutim.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Kutim, Zubair, menjelaskan bahwa kelangkaan LPG 3 kilo yang terjadi sebelumnya sebagian besar dipicu oleh ketidaksesuaian harga di tingkat pengecer.

Bacaan Lainnya

“Di beberapa warung dan pengecer, harga LPG bisa dua kali lipat lebih tinggi daripada harga di pangkalan resmi. Ini menjadi masalah yang harus segera diatasi,” ujar Zubair saat dimintai keterangan disela-sela rapat pada Selasa (22/4/2025).

Sebagai langkah untuk menyelesaikan persoalan tersebut, lanjut dia, pemerintah bersama dengan Hiswana Migas dan Pertamina sepakat untuk menindak tegas pangkalan-pangkalan yang melanggar harga yang telah ditetapkan.

Ia juga menyebutkan, akan memberikan Surat Peringatan (SP1) dan SP2 kepada pangkalan yang terbukti melanggar, dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Jika masih terjadi pelanggaran, akan ada pemutusan hubungan usaha dengan pangkalan tersebut.

“Kami berharap melalui sanksi ini, harga LPG di pangkalan bisa kembali sesuai dengan ketentuan dan masyarakat tidak akan terbebani dengan harga yang tidak wajar,” tambah Zubair.

Sementara itu, Sales Branch Manager PT Pertamina Niaga Regional Kalimantan, Azri Ramadan Tambunan, memastikan bahwa pasokan LPG 3 kilo di Kutai Timur saat ini dalam kondisi yang aman dan cukup.

“Kami menjamin ketersediaan LPG di setiap titik distribusi, dan tidak ada masalah serius terkait stok di Kutai Timur,” tegas Azri.

Azri juga menjelaskan bahwa meskipun sempat terjadi kelangkaan menjelang Lebaran, hal tersebut lebih disebabkan oleh lonjakan permintaan yang mendadak.

“Kondisi tersebut hanya terjadi dalam beberapa hari menjelang Lebaran dan kini situasinya sudah kembali normal,” tambahnya.

Namun demikian, Nasir Bajuber, perwakilan dari Hiswana Migas, menyoroti pentingnya peran edukasi kepada masyarakat terkait harga LPG yang wajar. Menurutnya, banyak pengecer yang menjual LPG 3 kilo dengan harga yang jauh lebih tinggi, bahkan mencapai Rp30.000 per tabung.

“Kami berharap masyarakat bisa memahami bahwa harga LPG yang tinggi di pengecer disebabkan oleh peraturan yang membatasi distribusi di pangkalan,” ujar Nasir.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru membeli LPG dari pengecer yang menjual dengan harga tinggi, karena hal tersebut hanya akan memperburuk situasi.

“Kami juga mengajak rekan-rekan media untuk membantu menyampaikan informasi yang jelas kepada masyarakat agar tidak ada kesalahpahaman,” tambah Nasir.

Di akhir wawancara, Zubair menekankan bahwa penyesuaian harga menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan distribusi LPG yang adil.

“Kami telah mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari kepentingan masyarakat, pengusaha, hingga pemerintah. Penyesuaian harga ini diharapkan bisa menciptakan keseimbangan yang menguntungkan semua pihak,” pungkasnya.(*/One)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *